12/21/2014

Oishi : Sponge crunch - Mochaccino

Sponge crunch - Mochaccino dari Oishi

★ Indomaret : Rp. 9600

Varian terbaru dari Sponge Crunch yang kali ini menawarkan rasa Mochaccino.

Buat yg suka sesuatu yang berbau kopi (tp tidak berlaku bagi penggemar mesin foto kopi ya) mungkin akan bahagia damai sentosa begitu mencoba snack ini.

Begitu digigit, aroma kopi langsung terasa, bahkan setelah selesai makan pun aromanya masih menempel di mulut, jadi seperti habis minum kopi yang cukup kental. Rasa pahit kopi juga terasa disini, jadi mungkin agak kurang cocok buat anak-anak, kecuali memang mereka hobi ngopi (dan semoga bukan ngopi jawaban ulangan temen sebangkunya, aamiin).

Tapi agak beda sama sponge crunch yg paling gue suka, si rasa cokelat. Rasa mochaccino ini nggak menawarkan sensasi 'meleleh' kyk saudaranya yg satu itu. Dia cenderung kering. Tapi sekali lagi, saya yang bukan pecinta kopi ini sepertinya bisa merekomen rasa ini bagi pecinta kopi,


Jack n' Jill : Chiz King - Cheese Flavour

Chiz King - Cheese Flavour dari Jack n' Jill

★ Indomaret : Rp. 7500

Snack ringan yang kyk gini disebutnya apa ya? Selaen 'minjem' sebutan nama dari produk serupa yg paling senior?

Ya pokoknya si makanan ini rasanya keju.. karena judulnya aja udah keju kan? Si makanan keju-kejuan ini rasanya lebih cendrung ke arah manis, dan begitu dimakan, aroma kejunya amat terasa.

Tapi kalo gue bilang sih agak kurang matching antara rasa dan aroma hehe, soalnya di otak yg terdaftar, aroma keju itu identik ke arah asin atau gurih, bukan ke arah manis.

Secara keseluruhan, not bad. Ukuran kantong yang terlihat besar, nggak bikin hati terlalu kecewa pas ngeliat isi kemasan (biasanya kan kita beli snack berhadiah udara toh?). Gue makan sendiri, ga abis dalam sekali makan.. ini entah patut dimasukan ke dalam Book of Records apa nggak ya?


Dua Kelinci : Deka Crepes - Chocowi (Cokelat Wijen)

Deka Crepes - Chocowi (cokelat wijen) dari Dua Kelinci

★ Indomaret : Rp. 9000


Varian terbaru dari Deka crepes, yg kali ini bernama.. chocowi??? *masukan efek jeng jeng moment (zoom in - zoom out) disini.

Dari harganya yg beda jauh dibanding saudara-saudaranya yang lebih berumur, harusnya si dek chocowi ini rasanya dahsyat.

Tapi kalo buat saya pribadi, malah agak kurang nendang. Esensi crepe lokal yg ditawarkan sama kakak-kakaknya jadi samar di chocowi ini, karena sibuk bertempur sama rasa cokelat dan wijen yang ada. Jadi pas dimakan, si otak berasa galau, ini makan crepes? wafer? biskuit? cokelat? atau.. chocowi?? *kembali, masukan efek jeng jeng moment disini.

Untuk rasa, nggak mengecewakan. Tapi ya itu tadi, agak sulit buat mencerna rasa yang ditawarkan, karena semuanya jadi berasa dominan.